Makna Lambang Pengadilan
BENTUK :
Perisai ( Jawa : Tameng ) / bulat telur
I S I :
1.GARIS TEPI
5 (lima) garis yang melingkar pada sisi luar lambang menggambarkan 5 (lima sila dari pancasila)
2.TULISAN
Tulisan "PENGADILAN NEGERI PULANG PISAU" yang melingkar diatas
sebatas garis lengkung perisai bagian atas menunjukkan Badan,
Lembaga pengguna lambang tersebut.
3.LUKISAN CAKRA
Dalam cerita wayang (pewayangan), cakra adalah senjata Kresna berupa
panah beroda yang digunakan sebagai senjata " Pamungkas " (terakhir).
Cakra digunakan untuk memberantas ketidak adilan. Pada lambang
Pengadilan Negeri Tanjungkarang, cakra tidak terlukis sebagai cakra yang
sering/banyak dijumpai misalnya cakra pada lambang Kostrad, lambang
Hakim, lambang Ikahi dan lain-lainnya yakni berupa bentuknya cakra,
dalam keadaan "diam" (statis), tetapi cakra yang terdapat pada Lambang
Pengadilan Negeri Tanjungkarang terlukis sebagai cakra yang (sudah)
dilepas dari busurnya. Kala cakra dilepas dari busurnya roda panah
(cakra) berputar dan tiap ujung (ada delapan) yang terdapat pada roda
panah (cakra) mengeluarkan api. Pada lambang Pengadilan Negeri
Tanjungkarang cakra dilukis sedang berputar dan mengeluarkan lidah api
(Belanda : vlam ). Cakra yang rodanya berputar dan mengeluarkan lidah
api menandakan cakra sudah dilepas dari busurnya untuk menjalankan
fungsinya memberantas ketidakadilan dan menegakkan kebenaran. Jadi
pada lambang Pengadilan Negeri , cakra digambarkan sebagai cakra yang
"aktif", bukan cakra yang "statis"
4.PERISAI PANCASILA
Perisai Pancasila terletak ditengah-tengah cakra yang sedang
menjalankan fungsinya memberantas ketidakadilan dan menegakkan
kebenaran. Hal itu merupakan cerminan dari pasal 1 UU Nomor 14 tahun
1970 jo. pasal 1 UU Nomor 4 tahun 2004 yang rumusannya berbunyi :
" Kekuasaan Kehakiman adalah Kekasaan Negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia."
5.UNTAIAN BUNGA MELATI
Terdapat 2 (dua) untaian bunga melati masing-masing terdiri dari
atas 8 (delapan) bunga melati, melingkar sebatas garis lengkung perisai
bagian bawah, 8 (delapan ) sifat keteladanan dalam kepemimpinan
(hastabrata).
6.SELOKA " DHARMMAYUKTI"
Pada tulisan "dharmmayukti" terdapat 2 (dua) huruf M yang berjajar.
Hal itu disesuaikan dengan bentuk tulisan " dharmmayukti " yang ditulis
dengan huruf Jawa. Dengan menggunakan double M, huruf "A" yang
terdapat pada akhir kata "dharma" akan dilafal sebagai "A" seperti pada
ucapan kata "ACARA ", "DUA" "LUPA" dan sebagainya. Apabila
menggunakan 1 (satu) huruf "M", huruf "A" yang terdapat pada akhir kata
"dharmma" memungkinkan dilafal sebagai huruf "O" seperti lafal "O" pada
kata "MOTOR", "BOHONG" dan lain-lainnya. Kata "DHARMMA" mengandung
arti BAGUS, UTAMA, KEBAIKAN. Sedangkan kata "YUKTI" mengandung arti
SESUNGGUHNYA, NYATA. Jadi kata "DHARMMAYUKTI" mengandung arti
KEBAIKAN/KEUTAMAAN YANG NYATA/ YANG SESUNGGUHNYA yakni yang berujud
sebagai KEJUJURAN, KEBENARAN DAN KEADILAN.